Wednesday, February 08, 2012
Monday, February 06, 2012
SAAT NABI WAFAT
Terdapat sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan RasulNya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Ketika itulah, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah:
"Wahai umatku, kita semua berada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya. Maka taati dan bertakwalah kepadaNya. Ku wariskan dua perkara pada kalian, al-Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-samaku."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah saw. yang tenang dan penuh minat menatap sahabat-sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap baginda dengan mata yang berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah saw. akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah saw. yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah saw. masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian dia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah saw. menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut," kata Rasulullah saw..
Fatimah menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri Rasulullah lalu Baginda menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"
Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khuatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Ku haramkan syurga bagi sesiapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat penghantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii?" – "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai dirinya sebagaimana Baginda mencintai kita?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Semoga kita hargai segala pengorbanan Rasulullah SAW.
-Sumber dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM). Layari http://www.islam.gov.my/
Posted by nisa-tambun at 7:16 PM 0 comments
KENANGKU DALAM DOA MU
Apa habar iman sahabat pengunjung blog nisa' tambun semua??
moga masih dalam rahmat dan kasih sayang allah kehendaknya
rasa lama sangat tidak menulis dan menaiktaraf blog nisa' tambun ini, harap pengunjung semua masih memberikan sokongan untuk terus berkongsi info-info bermanfaat kepada semua orang walaupun sedikit seperti hadis nabi yang bermaksud. sampaikan dariku walau satu ayat.
Alhamdulillah, dengan keizinan dari Allah dan juga doa daripada golongan yang dipilih Allah mendoakan kami teguh menulis di dalam blog ini.
insyaALLAH.
Kami berharap pengunjung tidak berhenti mengambil faedah dan manfaat dalam setiap perkara serta sentiasa melangkah ke hadapan untuk meneruskan permusafiran kita bersama di dunia fana ini menuju perkampungan yang abadi. selak lah kembali tirai cerita lalu sebagai cerminan untuk melangkah ke hadapan.
wallauhua'lam
Posted by nisa-tambun at 4:25 PM 0 comments
Tuesday, December 13, 2011
DALIL TENTANG ETIKA DAN HAK-HAK UMUM DALAM AL QURAN
· Etika dan hak-hak umum
- Etika berbicara
- Berbicaralah yang baik atau diam: 17:53
- Keutamaan perkataan baik: 22:24, 35:10
- Perkataan baik dan perkataan buruk: 14:24, 14:25, 14:26, 24:26, 28:55, 39:18
- Berkata benar: 33:32, 33:70
- Sebaik-baik perkataan: 39:18
- Larangan berbuat keji: 4:148, 6:151, 7:33, 16:90, 23:3, 24:15, 24:16, 24:19, 24:21, 25:72, 26:165, 27:54, 27:55, 29:28
- Merendahkan suara saat berbicara: 31:19, 49:3
- Menundukkan kepala bagi wanita saat berbicara: 33:32
- Gubahan syair
- Etika berkumpul
- Yang didapat dari perkumpulan baik dan perkumpulan jelek: 4:140, 6:68, 23:67
- Memilih kawan berkumpul: 4:144, 6:52, 6:68, 74:45
- Menghormati dan meluaskan tempat kepada orang saat berkumpul: 58:11
- Berbisik-bisik dalam tempat perkumpulan: 58:8, 58:9
- Etika keluar dari tempat perkumpulan: 24:62
- Etika berjalan
- Memberi salam
- Cara memberi salam
- Lafaz salam dan penghormatan: 15:52, 16:32, 19:15, 51:25
- Ucapan salam ahli kitab: 58:8
- Ucapan salam malaikat: 13:24, 15:46, 15:52, 16:32, 25:75, 51:25
- Menjawab salam
- Meminta izin
- Etika meminta izin: 24:27, 24:28, 24:58, 24:59, 33:53
- Lafaz dan cara meminta izin: 24:61
- Meminta izin untuk menghindari pandangan (yang dilarang): 24:58
- Meminta izin di hotel dan tempat-tempat umum: 24:29
- Meminta izin ketika akan keluar: 24:62
- Hak tamu
- Menghormati dan melayani tamu: 18:77, 51:26, 51:27
- Membuat makanan dan berkerja keras untuk melayani tamu: 11:69, 24:61, 33:53, 51:26, 51:27
- Hak jalanan
- Hak tetangga
- Memperlakukan binatang
- Hubungan dengan hamba sahaya
Posted by nisa-tambun at 11:59 AM 2 comments
Thursday, September 22, 2011
RESEPI CINTA IBNU ATHAILLAH
Cuaca tika senja ini sungguh indah, sekawan burung riang berterbangan di layar angkasa. Agaknya baru pulang dari mencari rezeki, desis hatiku. Mentari pula mula menyorokkan diri bagi memberikan peluang sinar sang rembulan menjelma...
"Subhanallah banyak sungguh nikmat-Mu. Namun, mengapa manusia masih mendustakan?"
Selang beberapa minit, seruan azan mula berkumandang, sayup-sayup di ruang angkasa menandakan waktu maghrib sudah tiba. Tanpa berlengah ku bawa diriku menghadap Pencipta yang esa. Seusainya solat, ada tazkirah yang disampaikan oleh pak imam. Hatiku berbunga.Sudah lama aku tidak mendengar tazkirah sebegini.Tika itu memoriku mengimbau kenangan indah bersama-sama rakan seperjuangan di alma mater. Rindu sungguh!!! Tajuk yang ingin disampaikan hari ini sungguh menarik, terutamanya kepada golongan remaja seperti aku.Tajuknya, 'Resepi Cinta Ibnu Athaillah'. Ayuh kita selaminya bersama...
Sidang hadirin sekalian, Ibnu Athaillah pernah mengungkapkan dalam kitabnya bahawa tidak ada yang dapat mengusir syahwat atau kesenangan dunia selain rasa takut kita kepada Allah sehinggakan mampu menggetarkan jiwa atau rasa rindu kita kepada Allah yang boleh membuatkan hati kita merana. Ingatlah, kita tidak dapat mengelakkan diri dari disapa hembusan hangatnya cinta. Namun sedarlah kembali, apakah tujuan dan matlamat penciptaan diri kita ini, iaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Sedarlah wahai pemuda, bahawa cinta pada perempuan yang bukan isteri kita adalah syahwat dan cinta kepada seorang lelaki yang bukan suami kita juga adalah syahwat. Sebaiknya kita keluarkannya daripada hati kita secepat yang mungkin. Usah dibiarkan ia terus mengotori sekeping hati kita. Hati adalah raja yang mentadbir diri kita. Jika baik hati itu, maka baiklah diri kita. Namun jika buruk hati itu, maka buruklah diri kita. Sesungguhnya perasaan itu sukar untuk kita keluarkan atau usir dari dalam diri kita melainkan kita memiliki dua perkara iaitu:-
Pertama: Rasa cinta kita kepada Allah yang luar biasa. Rasa cinta yang menggetarkan dinding hati. Sehingga di hati kita hanya timbul kecintaan mendalam kepada Allah. Cinta kepada yang selain dari-Nya akan lenyap dan terusir dengan sendirinya seperti hembusan angin meniup pepasir di padang tandus.
Kedua: Rasa kerinduan kita kepada Allah yang maha dahsyat, sehingga membuatkan diri kita terpenjara merana. Andai kita berasa merana kerana rindu kita kepada Allah, maka kita tidak mungkin merana kerana cinta kita pada yang lain. Andai fikiran kita sudah sibuk memikirkan Allah maka tiada masanya lagi otak kita ligat berfikir mengenai yang lain.
Wah sungguh menarik kata imam tersebut.Terkesan sungguh sehingga mencecah lubuk dasar hatiku. Sekarang baru ku sedar, bahawa cinta kepada manusia bukanlah seindah yang disangka kerana mungkin akan membawa kepada perpisahan tetapi cinta kepada Allah sudah semestinya kekal abadi. Begitulah tazkirah yang ringkas tetapi meninggalkan sisa positif dalam hatiku. Ingatkan tukang masak saja ada resepi yang hebat rupanya pemikir islam dahulu lebih hebat dan hangat resepinya. Begitulah resepi cinta Ibnu Athaillah, seorang ahli sufi...
Image : google image
Posted by nisa-tambun at 12:31 PM 0 comments
Subscribe to:
Comments (Atom)